Rabu, 27 Maret 2013

Disiplin Kunci Memajukan IAIN



LINTAS, IAIN Ambon Pidato Rektor IAIN  Ambon dihadapan para  undangan, dalam acara pelantikan wakil rektor dan dekan, mengenai program pengembangan IAIN  menjadi perguruan tinggi Islam terdepan di Indonesia Timur, mendapat komentar positif dari kalangan dosen dan mahasiswa.
Direktur ARMC Dr. Abidin Wakano, mengatakan, pidato yang disampaikan rektor merupakan pidato seorang pemimpin revulusioner, memajukan lembaga yang ia pimpin agar dapat bersaing dengan perguruan tinggi lain di Maluku.
Menilai penyampaian rektor soal memajukan kampus, yang harus diawali lewat peningkatan kedispilinan baik pejabat, pegawai atau mahasiswa, kata wakano, amatlah penting. “Indakator dari displinkan datang lebih awal  dan pulang belakangan. Melayani bukan dilayani. Ini kurang  terlihat pada pejabat-pejabat kita, yang seringkali datangnya telat dan pulang lebih dulu.’’ Kata Wakano saat di wawancarai usai menghadiri pelantikan tersebut, Desember lalu.
Ia berharap para warek dan dekan yang terlantik bisa bekerja melayani mahasiswa bukan untuk di layani untuk lebih mengetahui segala permasalahan dalam lingkungan mahasiswa. Ujarnya
Sedangkan, Presiden Mahasiswa IAIN Ambon, mengatakan, pengutaraan rektor itu, harus diterapkan para pejabat yang baru dilantik.  Agar mahasiswa pun dapat mencontohiya.” Katanya .  n hariono



             



Kembali ke Harta Karun Pancasila



LINTAS, IAIN Ambon Sistem demokrasi  Indonesia saat ini, telah menggelapkan kekhasan bangsa ini. Menghilangkan budaya musyawarah, kekeluargaan yang akan membawa kasih sayang dalam suatu kelompok guna melakukan gotong royong. Demokrasi hanya bisa menyelesaikan suatu masalah dengan bentrokan, dikarenakan persaingan kekuatan untuk mendapatkan kekusaan penguasa. Maka bangsa ini harus kembali ke harta karunnya yaitu Pancasila.
Hal itu di sampaikan Slamet Soebijanto saat memberikan materi dalam seminar kabangsaan “Pancasila  Berdaulat, Bangsa Selamat”, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di Aulah IAIN Ambon. Rabu ( 20/2 ). Soebijanto mengatakan, pancasila merupakan tuntunan ilahi yang tertuang dalam kitab suci setiap agama,  dalam meraih kebenaran dan kebaikan hidup berbangsa dan bernegara. “Pancasila membentuk sistem kepemimpinan, yang dijalankan pemimpin bangsa yang mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok partai politik.” Kata Soebijanto 
Menurutnya, demokrasi lahir dari bangsa asing  dan dimanfaatkan demi memenuhi hasrat kekuasaan, para penguasa yang saling bersaing, dengan menghalalkan berbagai cara, tanpa mempedulikan  mempenderiataan rakyatnya. Maka sistim demokrasi merupakan sistim gaya adu domba memecah bela. Indonesia, kata Sobijanto, harus kembali berpegang pada pancasila, yang pernah diterapakan para pemimpin bangsa sebelum era reformasi, sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, yang menghargai berbagai keaneka ragam perbedaan.
Saya pernah bertanya kepada para pemuka agama, Islam, Kristen, Budha, Hindu. Apakah  dalam ajaran agama yang dianut, ada yang memeritahkan hidup berdemokrasi, mereka mengatakan tidak. Jawabanya hanya satu musyawarah, sesuai dengan butir pancasila,” ujarnya.
Dilain sisi ia mengakui, pemuda yang merupakan penerus bangsa ini,  mengalami kegelapan dalam  memaknai pancasila. Menyelesaikan sautu masalah dengan bentrok, dikarenakan kurangnya pemahaman pancasila. Selain itu, kurangnya penerapan kurikulum pendidikan tentang pancasila, pada sekolah maupun  perguruan tinggi, menjadi penyebabnya hilangnya makna pancasila, pada pemuda masa kini.
Dikesempatan yang sama, Abidin wakano, menuturkan, begitu banyak persoalan kehidupan ke bangsaan muncul, dikarenakan masyarakat Indonesia, lari dari nilai-nilai dasar  pancasila. “bahaya besar bagi bangsa. Nilai-nilai pancasila hampir tidak didapatkan, dalam pratek kehidupan berbangsa dan bernegara.” Kata Wakano
Dihadapan para siswa SMA dan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di kota Ambon, ia berharap mereka mampu menjujung tinggi niali-nilai pancasila, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. n hariono, fahrul.


Dialog Kebangsaan
LINTAS, IAIN Ambon – Badan Eksekutif Mahasiswa dan Majelis Kebangsaan Pancasila Jiwa Nusantara menggelar seminar kebangsaan “Pancasila  Berdaulat Bangsa Selamat”,  di Aulah IAIN Ambon. Rabu ( 20 / 2 ).
Sebagai pemateri dalam seminar ini, Slamet Soebijanto dan Dr Abidin Wakano. Bertindak sebagai  moderator, Hanafi Holle. Hadir pula, Rektor IAIN Ambon, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Kegiatan tersebut diikuti puluhan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Ambon, tak ketinggalan, siswa siswi SMA Swalima, SMA 11 Ambon serta SMK Muhamadiyah Ambon.



Menananmkan Nilai-nilai Pancasila
Seminar kebangsaan yang digelar, (20/2), begitu membekas dan tertanam dalam benak para pesertanya. Terutama mereka yang baru duduk di bangku sekolah menengah atas. Hal tersebut di rasakan Tsany M.A Daud Putuhena dari SMA 11 dan Lidia Rubianto SMA Swalima Ambon.
Tsany Putuhena mengatakan kegitan seminar kebangsaan ini, sanggat membuka wawasannya untuk mengetahui pancasila dan darimana demokrasi itu berasal, itu membuatnya lebih memahami arti pancasila.
Sedangkan Lidia. Ia mengaku, seminar ke bangsaan itu, mendapatkan hal baru, bahwa pancasila lebih baik dari kehidupan demokrasi, yang didasari pada nilai untung rugi, sedangkan pancasila lahir dari kitab kitab sucu illahi. “Saya senang dengan kegiatan ini”  katanya saat di wawancarai usai seminar. (Hariono.)