Jumat, 05 Desember 2014

Bacaan Gratis Di Lapangan Merdeka

LINTAS - KOTA Ambon. Ambon Manise. Siapa yang tak mengenal kota ini. Kota yang sudah melegenda, bukan hanya di Indonesia, tapi di belahan dunia. Selain menjadi kota sejarah pra kemerdekaan, Kota Ambon lebih laris dikenal sebagai 'Kota Manise'. Ambon memang manis. Itu dulu. Dahulu, Kota Ambon paling laris di mata wisatawan. Baik di Indonesia, maupun di dunia. Kota Ambon kemudian menjadi gelap. Gelap lantaran dilanda konflik kemanusiaan 1999. Bukan cerita konflik 1999. Di sini, kami menelusuri jejak lokasi yang masih eksis di masyarakat. Lapangan Merdeka. Sebelum itu, lapangan Merdeka lebih dikenal dengan nama Lapangan Segitiga. Nama ini dicetus oleh mendiang mantan Gubernur Maluku, Slamet.

Di bawah pepohonan sudut lapangan itu, nampak enam orang perempuan  berkerudung  yang sibuk manata buku-buku bacaan di atas sebuah tikar berukuran 1x1 m. Mata para pengunjung terlihat memplototi gadis-gadis berkerudung  tersebut. Mereka akrab dengan siapapun. Bukan karena mencari sensasi. Mereka rela membawa tumpukan buku koleksi yang mereka miliki  untuk dipajang kepada pembaca. Gratis. "Buku ini dijual atau tidak?", tanya seorang gadis . "Seng (tidak) dijual. Nona (gadis), baca gratis," jawab gadis berkerudung tersebut.

Nampaknya gadis-gadis berkurudung itu sedang melakukan kegiatan membaca bersama secara gratis (Taman baca) di lapangan Merdeka Kota Ambon, Minggu (23/11).Gadis -gasi berkerudung   tersebut  tergabung dalam komunitas berjuluk Agen Smesta.  Komunitas berdiri belum lama ini bertujuan untuk mengajak pemuda Kota Ambon agar lebih giat  membaca.

Yuni (25) yang tergabung di komunitas itu  menyatakan Agen Semesta terbentuk untuk  meningkatkan minat baca pemuda Kota Ambon yang sekarang ini, masi minim membaca. Melihat kondisi ini, ia bersama rekanya yang memiliki hobi membaca,  berkeinginan membuka lapak  buku (Taman baca)  yang diberentungkan untuk umum. "Kami hadir untuk menyarankan mulai dari sekarang  pemuda agar sedikit demi sedikit meningkatkan minat baca kita,"  kata perempuan berkacamata itu.

Yuni menjelaskan terbentuknya Agen Smesta berawal dari obrolan akun media sosial Facebook bersama rekan-rekanya yang prihatin dengan kondisi pemuda Kota Ambon Minim membaca. Dari obrolan itu, mereka berkeinginan koleksi buku yang mereka miliki bisa bermanfat bagi masyarakat. Dari hasil di obrolan itu, munculah ide untuk membuka lapak buku, untuk di baca secara gratis oleh masyarakat.
"Kegiatan baca gratis ini merupakan yang pertama. Buku-buku yang kami pajang,merupakan buku non fiksi dan fiksi," kata sarjana perguruan tinggi  Kota Ambon itu.

Ia mengatakan jangka pendek untuk pengembangan  lapak buku baca gratis ini, akan dilakukan  sebulan sekali. Sedangkan kedepan ia bersama rekan-rekanya berkeinginan mempunyai bangunan lapak buku yang tetap, guna pengujung bisa menikmati rasa nyaman saat membaca buku. Selain itu, dengan memilki bangunan yang tetap kegiatan seperti beda buku akan rutin dilakukan."Saya berharap pemuda agar lebih giat membaca demi meningkatkan minat baca di kota Ambon," harap dia ***

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak kata mu Sobat Lintas,
salam ...