Kamis, 11 September 2014

Hidupmu Tak Tergantung Tiga Koma

Add caption
Sebagai anak negeri, aku sangat beruntung diberikan kesempatan menyicipi bangku perkuliahan ke jenjang paling tinggi, yaitu S-1. Walaupun begitu, ku sadari, gelar yang kusandang kelak, tak akan memberikan arti apa-apa bagiku selain suatu prestise dan pengakuan atas keilmuan yang kumiliki tidak lebih. Diluar sana, masih banyak anak-anak negeri yang saat ini masih bergulat mencari cara bagaimana mereka dapat menyicipi bangku sekolah dengan kualitas yang baik dan murah, walaupun impian untuk menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi gratis adalah hal yang sangat mungkin. Anak-anak yang beruntung, mereka yang dapat mengenyam pendidikan dengan biaya tinggi, yang dibiayai oleh orang tuanya, pun masih banyak melakukan sikap-sikap tidak amanah akan tugasnya sebagai seorang anak negeri.

Beberapa pertanyaan pun bermunculan bagaimana andai kata aku dapat diberikan kesempatan untuk mengecap pendidikan jenjang tinggi di salah satu universitas di eropa dan bekerja disalah satu grup penelitian yang memiliki atmosfir riset yang sangat bagus. Salah satu hal yang menarik dari sekian banyak dugaan mereka adalah bahwasanya pastilah aku memiliki IPK diatas tiga koma lima sekian untuk mendapatkan beasiswa ini. AKU JAWAB DUGAAN ANDA UNTUK IPK-KU ADALAH SALAH.

Tidak aku pungkiri bahwa IPK menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan seorang mahasiswa dalam menjalani pendidikannya di bangku perkuliahan, namun yang sering kutanyakan adalah apakah IPK menjadi jaminan masa depan seorang manusia? IPK hanya menjadi salah satu tolak ukur yang dinilai dari satu hari kita mengerjakan soal-soal ujian.
 

Tapi, jangan pernah berpuas dengan yang ada, kejarlah tiga koma itu kalau memang bisa.

Dalam hidup ini, seperti yang disampaikan oleh salah satu teman, haruslah dipandang tidak seperti didalam kotak. Dimana kita terkungkung pada kesombongan yang dimiliki dengan IPK tiga koma, dan tidak melihat aspek lain yang justru menjadi sangat berperan dalam hidup kita nanti.

Oleh karena itu, aku tidak sejalan dengan konsep bahwa hidup itu hanya sekali, tapi hidup ini adalah untuk hidup yang akan datang, dan itu sama sekali tidak tergantung kepada TIGA KOMA kita.Jangan pernah merasa rendah diri dengan nilai dua koma yang kita miliki dengan kejujuran, yang kita raih dengan segala keterbatasan kita, dan hargai diri sendiri dengan tidak bersumpah serapah mengapa anda ditakdirkan dengan tidak dengan tiga koma. Otak dan akal pikiran yang dikarunia oleh Allah, tidak pantas dihargai dengan hanya tiga koma. Teruslah bermimpi dan raih setiap mimpi yang telah kita miliki.

“ kita di tak dirkan untuk sukses, karena sukses adlah milik kita “
Dari berbagai sumber
n.Arul