A.
Pendahuluan
Minat baca
merupakan aktor utama dalam meningkatkan kualitas masyarakat dalam segi
pendidikan. Indikator yang paling mudah untuk mengetahui tingginya minat
baca adalah jumlah buku-buku baru yang diterbitkan oleh peroduen-produsen buku
dan jumlah perpustakaan yang tersedia. Di Indonesia,minat
baca cenderung terbatas hanya membaca Koran dan surat kabar, sedangkan minat
baca yang dimaksud tentunya juga membaca buku yang memuat pengetahuan yang
menyebabkan masyarakat suatu negeri memiliki penduduk yang cerdas mampu
bersaing setaraf dengan masyarakat negeri lain di bidang apa saja di dunia
internasional.
Kita
ketahui bersama bahwa minat baca masih menjadi masalah yang belum terselesaikan
sampai saat ini, padahal telah banyak usaha yang dilakukan untuk â??mengatrolâ?
minat baca masyarakat. Sehingga ada kolerasi antara faktor kemampuan membaca
dengan minat baca. Seseorang tidak akan bisa membaca, apalagi memiliki budaya
baca apabila tidak bisa membaca atau buta aksara. Apabila seseorang sudah bisa
membaca, seharusnya ia memiliki kebiasaan membaca. Akan tetapi di Indonesia
kemampuan membaca seseorang bukan jaminan orang tersebut suka membaca. Hal ini
disebabkan karena membaca belum membudaya. Lalu usaha seperti yang perlu
dilakukan untuk menigkatkan minat baca masyarakat? Sangat disayangkan apabila
kemampuan membaca masyarakat tidak diikuti oleh kebiasaan membaca karena
membaca merupakan kegiatan multi manfaat.
 B.
Permaslahan
- Bagaimana cara meningkatkan minat baca di dalam masyarakat?
- Kontribusi Perpustakaan seperti apa yang mampu meningkatkan minat baca bagi masyarakat?
- Cara bagaimana yang dapat ditempuh untuk mencapai perpustakaan yang memiliki daya tarik dalam masyarakat?
 C.
Tujuan
- Mengetahui cara untuk meningkatkan minat baca dalam masyarakat..
- Mengetahui gambaran umum tentang kontribusi perpustakaan yang mampu meningkatkan minat baca bagi masyarakat.
- Mengetahui cara bagaimana perpustakaan mampu menciptakan daya tarik bagi masyarakat.
D.
Landasan Teori
Di era
otonomi ini, maju atau mundurnya perpustakaan berada pada otoritas pemerintah
daerah. Masalah pendanaan perpustakaan menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah. Apabila pemerintah daerah setempat memiliki apresiasi tinggi terhadap perkembangan perpustakaan, maka pemerintah
daerah bersangkutan akan mengalokasikan dana yang memadai bagi perpustakaan.
Dan sebaliknya, apabila pemerintah daerah tidak memiliki apresiasi terhadap
perpustakaan daerah maka perpustakaan akan berada pada kondisi â?? mati segan
hiduppun engganâ?.
Untuk itu
agar pengembangan perpustakaan tidak tergantung pada pemerintah daerah, maka
pengelola perpustakaan dapat mengoptimalkan eksistensi masyarakat dalam
pembangunan perpustakaan di daerah. Masyarakat dapat didorong untuk
berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan perpustakaan. Dengan adanya
partisipasi masyarakat ini akan meringankan beban pembiayaan yang ditanggung
pemerintah daerah.
Keterbatasan
anggaran juga menyebabkan perpustakaan tidak mampu melengkapi sarana layanan
serta â??belanjaâ? pegawai profesional dibidang perpustakaan. Sarana layanan
yang tidak memadai menyebabkan perpustakaan tidak confortable sehingga
menimbulkan keengganan masyarakat untuk mengakses perpustakaan. Sedangkan
tenaga profesional dibidang perpustakaan sangat diperlukan untuk mendasain
perpustakaan sebagai sarana belajar ideal bagi masyarakat.
E.
Pembahasan
Untuk
mewujudkan bangsa berbudaya baca, maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan
minat baca anak. Pembinaan minat baca anak merupakan langkah awal sekaligus
cara yang efektif menuju bangsa berbudaya baca. Masa anak-anak merupakan masa
yang tepat untuk menanamkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terbawa
hingga anak tumbuh dewasa atau menjadi orang tua. Dengan kata lain, apabila
sejak kecil seseorang terbiasa membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa
hingga dewasa.
Keluarga
menjadi faktor dominan dalam pembentukan karakter serta kebiasaan seseorang.
Keluarga menjadi media yang efektif untuk menumbuhkan suatu kebiasaan. Sehingga
apabila dalam sebuah keluarga memiliki kebiasaan membaca, maka secara tidak
langsung seluruh anggota keluarga dalam keluarga tersebut gemar membaca. Dengan
kata lain, keluarga dapat dijadikan sebagai sarana pembinaan minat baca
masyarakat. Dari kebiasaan membaca di tingkat keluarga inilah, kemudian
berkembang menuju budaya baca masyarakat.
Orang tua
perlu menstimulus minat baca anak dengan menyediakan buku-buku atau bahan baca
lainnya yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Selanjutnya orang tua
perlu memberikan tauladan dengan cara aktif membaca dan meluangkan waktu khusus
untuk membaca setiap harinya. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya
yang dianggap mereka sebagai figur. Dengan pemberian keteladanan ini anak akan
lebih termotivasi untuk membaca. Selain itu di keluarga juga perlu ditetapkan
waktu khusus untuk membaca setiap harinya sehingga anggota keluarga memiliki
jadwal membaca yang teratur setiap harinya.
Selain
peran keluarga, peran instansi pendidikan sangat vital dalam meningkatkan minat
baca masyarakat. Sekolah menjadi institusi kedua dalam proses pembinaan minat
baca setelah keluarga. Sekolah dapat mendukung proses pembinaan minat baca yang
dilakukan keluarga selama ini. Melalui fungsi edukasi yang melekat pada sekolah
serta perpustakaan yang dimiliki, sekolah dapat melakukan program pembinaan
minat baca. Sayangnya, saat ini sekolah belum mampu optimal dalam melakukan
pembinaan minat baca. Hal ini disebabkan kerena kurikulum yang kurang berpihak
terhadap pembinaan minat baca serta kondisi perpustakaan sekolah yang
memperihatinkan.
Kondisi Perpustakaan
sekolah yang belum maksimal memerankan fungsinya sebagai media pembinaan minat
baca. Perpustakaan tidak mampu melakukan pembinaan minat baca secara maksimal
karena keterbatasan koleksi, sarana, SDM dan banyak sekolah yang belum memiliki
perpustakaan. Sarana layanan perpustakaan perlu terus dilengkapi, kualitas
koleksi perlu ditingkatkan serta menyediakan pengelola yang bertanggung jawab
penuh terhadap pengelolaan perpustakaan. saat ini banyak sekolah yang
memanfaatkan guru sebagai tenaga pengelola perpustakaan, sehingga apabila guru
bersangkutan mengajar maka perpustakaan tutup. Dengan memperbaiki kondisi
perpustakaan sekolah maka akan meningkatkan daya tarik perpustakaan sehingga
peserta didik akan meningkatkan frekwensi kunjungannya ke perpustakaan.
Kontribusi
Perpustakaan
Usaha
pembinaan minat baca yang telah dilakukan keluarga dan sekolah perlu didukung
oleh eksistensi perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan institunsi
pembinaan minat baca bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan status. Tua,
muda, miskin atau kaya dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan sarana bacanya. Perpustakaan umum berperan sebagai institusi penyedia
saran baca bagi masyarakat. Minat baca tidak akan pernah terwujud tanpa
ketersediaan sarana baca.
Perpustakaan
umum perlu terus berbenah guna mendukung upaya pembinaan minat baca. Pembenahan
ini mencakup perbaikan kualitas koleksi, sarana layanan serta SDM perpustakaan.
Kualitas koleksi perpustakaan baik dari segi kuantitas maupun kemuktahiran perlu
terus ditingkatkan. Sarana perpustakaan juga perlu dilengkapi sehingga
meningkatkan rasa nyaman pengguna perpustakaan ketika mengakses perpustakaan.
Sedangkan peningkatan kualitas SDM diperlukan agar perpustakaan dikelola oleh
individu yang profesional dibidangnya sehingga mampu berkreatifitas dalam
pengembangan perpustakaan dan pembinaan minat baca masyarakat.
Eksistensi
sebuah perpustakaan terletak pada pengguna perpustakaan dalam hal ini
masyarakat umum. Atau mungkin resiko terburuk adalah pengguna akan meninggalkan
perpustakaan dan menggunakan media lain untuk mencari informasi yang
dibutuhkan. Indikasi ini sudah terlihat dari menjamurnya warung internet yang
tak pernah sepi dengan pengunjung dan ini bertolak belakang belakang dengan
minat kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Kondisi di mana hubungan antara perpustakaan dan masyarakat berjalan
kurang harmonis sehingga dapat berpengaruh terhadap motivasi masyarakat
mengakses perpustakaa tentu sangat ironis.
Salah satu
solusi yang dapat diambil untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menerapkan
prinsip hubungan masyarakat baik dalam kegiatan pengelolaan perpustakaan.
Hubungan masyarakat (humas) merupakan fungsi manajemen untuk mengevaluasi opini
publik, dari kebijakan yang diterapkan oleh perpustakaan dengan tujuan agar
kebijakan yang dihasilkan benar-benar bermanfaat bagi publik perpustakaan
sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan saling mendukung di antara
keduanya. Di mana kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dan terencana.
Publik dalam definisi di atas adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perpustakaan. Pihak yang berkepentingan terhadap perpustakaan atau yang dikenal
dengan istilah publik dibedakan menjadi dua, yaitu internal publik (karyawan
perpustakaan, lembaga induk yang menaungi perpustakaan) dan eksternal publik
(pengguna perpustakaan, penerbit). Dukungan dari publik diperlukan untuk
menentukan kelangsungan dan kedudukan perpustakaan.
Dari
definisi hubungan masyarakat di atas dapat diketahui fungsi humas dalam sebuah
organisasi. Fungsi humas dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh tujuan
organisasi dan jenis organisasi. Dengan demikian maka fungsi humas yang
diterapkan dalam suatu lembaga dengan lembaga lain akan berbeda. Fungsi humas
dalam perpustakaan, tentunya akan berbeda dengan fungsi humas yang ada dalam
lembaga atau organisasi lain. Berikut ini adalah fungsi humas yang ada dalam
perpustakaan:
- Sebagai wahana komunikasi antara perpustakaan dengan publik. Wahana komunikasi ini diperlukan untuk membina sikap saling pengertian antara perpustakaan dan publik sehingga timbul dukungan publik terhadap perpustakaan. Dukungan masyarakat ini timbul karena proses komunikasi yang terjadi dalam wahana komunikasi yang telah tercipta. Komunikasi di sini terdiri dari komunikasi internatl (pengelola perpustakaan dan pimpinan lembaga) dan komunikasi eksternal (publik atau pihak luar diluar pengelola perpustakaan).
- Sebagai alat evaluasi seluruh kegiatan perpustakaan berdasarkan masukan dari masyarakat. Fungsi ini digunakan oleh perpustakaan sebagai alat evaluasi seluruh kebijakan dan program kerja perpustakaan berdasarkan opini publik sehingga kebijakan dan program kerja perpustakaan benar-benar bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.
- Sebagai alat untuk mempengaruhi masyarakat pengguna perpustakaan. Fungsi ini digunakan untuk membangun citra positif perpustakaan di mata pengguna perpustakaan atau masyarakat serta untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan
- Sebagai alat bagi perpustakaan untuk melakukan publikasi mengenai perpustakaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perpustakaan. Misalnya publikasi mengenai layanan yang disediakan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengakses layanan tersebut.
F.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Jika dalam
sebuah perpustakaan terdapat bagian tersendiri yang mengurusi kegiatan hubungan
masyarakat maka pengelolaan kegiatan hubungan masyarakat menjadi tanggung jawab
bagian ini beserta dukungan pelayanan yang baik dari seluruh staf perpustakaan.
Akan tetapi jika perpustakaan tidak memiliki bagian tersendiri yang mengurusi
kegiatan hubungan masyarakat maka perlu ditunjuk salah seorang staf
perpustakaan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan hubungan
masyarakat dengan didukung oleh seluruh staf perpustakaan. Dukungan seluruh
staf perpustakaan dalam kegiatan hubungan masyarakat dilakukan dengan cara
memberikan pelayanan yang ramah dan memuaskan mulai dari pintu masuk
perpustakaan sampai dengan jasa tersedia untuk digunakan oleh pengguna atau
masyarakat.
Hubungan
yang baik antara perpustakaan dengan pengguna atau masyarakat disertai dengan
peningkatan kualitas layanan maka masyarakat yang sebelumnya enggan datang ke
perpustakaan, akan datang ke perpustakaan dan bagi mereka yang telah
memanfaatkan jasa perpustakaan akan lebih aktif memanfaatkan jasa dan fasilitas
yang disediakan perpustakaan. Selain itu dengan hubungan yang baik antara
perpustakaan dengan masyarakat akan memotivasi masyarakat untuk membantu dalam
pengamanan, pemeliharaan dan bahkan pendanaan perpustakaan.
Saran
- Minat baca sejak dini merupukan kegiatan yang sangat positif dan akan mampu menjadikan membaca sebagai kebudayaan, sehingga sebaiknya pemerintah memperhatikan hal ini dan mampu mengeluarkan kebijakan yang mendorong hal ini dapat tercapai.
- Peran serta masyarakat dalam mengembangkan perpustakaan tidak dapat ditinggalkan, sebab dengan bekerja sama dengan masyarakat, perpustakaan mampu berkembang lebih baik, oleh sebab itu sebaiknya ada hubunngan baik antara keduanya.
- Berbagai kegiatan positif dapat dilakukan oleh instansi pendidikan dalam meningkatkan minat baca kepada masyarakat, yaitu antara lain dengan mengadakan pameran buku, bazaar buku murah, open house perpustakaan, lomba perpustakaan antar sekolah dll.
Daftar
pustaka
Sulistyo-Basuki.
1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Internet/sumberheri
abi – Hubungan Masyarakat dan Manfaatnya Bagi Perpustakaan.mht
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kata mu Sobat Lintas,
salam ...