Rabu, 11 Maret 2015

PENTINGNYA AKREDITASI PROGRAM STUDI

Belakangan ini mulai muncul trend atau ada kecenderungan para alumni dan mahasiswa suatu Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta mendatangi lagi lembaga almamaternya-bukan untuk sekedar melepas rasa kangen terhadap adik-adik kelasnya maupun sekedar bertemu dengan dosen-dosen waktu semasa kuliah dulu, namun untuk suatu kepentingan mendapatkan informasi tentang peringkat akreditasi almamaternya. Informasi ini sangat diperlukan karena beberapa perusahaan atau institusi yang menampung para lulusan perguruan tinggi saat ini telah menjadikan peringkat akreditasi sebagai salah satu indikator melihat kualitas pencari kerja yaitu dengan melihat kondisi riel almamaternya terlebih dahulu.
Dari kecenderungan fenoma tersebut diatas muncul pertanyaan sebegitu pentingkah nilai akreditasi tersebut bagi lulusan perguruan tinggi? Bukankah kompetensi menjadi pilihan utama bagi perusahaan atau institusi yang ingin memanfaatkan lulusan perguruan tinggi !

Mantan Rocker Penggemar Rumi

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi

Siapa yang tak kenal dengan pelantun lagu tombo ati ini? Surban putih yang tidak pernah lepas dari kepala saat berdendang adalah identitas yang tidak bisa dipisahkan dari penyanyi satu ini. Dengan jenggot tipis yang menghiasi dagunya, dia selalu terlihat sepenuh hati dalam memuntahkan sajak-sajak religinya. Tidak terasa, syair-syair yang disenandungkan mampu menggetarkan hati siapa pun yang mau menyimak dan menghayati maknanya. Ya, dialah Aunur Rofiq Lil Firdaus atau yang dikenal OPICK, Mantan Rocker Penggemar Rum.
Tahun 2005 merupakan awal perjalanan karir baru bagi anak keempat dari lima bersaudara ini. Album pertamanya yang bertajub ISTIGFAR, setelah dia banting setir menjadi penyanyi religi, mendapat sambutan yang meriah di paasar Nasional. hanya dalam jangka sebulan, atau selama bulan Ramadhan, album tersebut terjual hingga 310 ribu kopi, dan meraih dobel platinum.menariknya.. Opick awalnya adalah anak band Rock yang kemudian banting setir memilih jalan dakwah dalam tetiap syair-syair yang dia muntahkan.
#‎bacarita‬ ‪#‎Opick‬

Minggu, 08 Maret 2015

7 Fakta tetang Anak Kuliah

 1. Kuliah karena terpaksa

Melihat anaknya diwisuda adalah kebanggaan bagi setiap orang tua. Dari lubuk hati setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi seorang yang pintar dan sukses. Bahkan memaksa anaknya untuk kuliahpun bisa saja mereka lakukan.. Berawal dari sebuah keterpaksaan inilah maka ketika sudah menjadi mahasiswa, dia enggan untuk serius dalam kuliah, apalagi pengen cepat-cepat diwisuda.

2. Salah jurusan

Kalah dalam persaingan SPMB/UM PTN/PTS yang memiliki jurusan-jurusan favorit, menyebabkan banyak mahasiswa memilih jurusan lain (yang tidak diminati) sebagai pelarian ketika tidak diterima. Tujuannya adalah agar mereka tetap bisa kuliah meski jurusan itu bukan yang diminati.

3. Terlalu menikmati kebebasan karena jauh dari ortu

Anak Mami kalau kita sering sebut, terkadang juga menjadi faktor kuliah lama. Rendahnya pengawasan dari orang tua (jauh dari ortu) terkadang kebebasan itu dimanfaatkan secara berlebihan. Kerjanya maen, pacaran, begadang tiap malam, nongkrong sana-sini dan lain-lainnya.

4. Sibuk mengikuti organisasi kemahasiswaan ataupun Ormas
Tingkat Intelegency Emotional (IE) yang lebih besar daripada IQ mendorong mahasiswa untuk lebih senang berorganisasi, bersosialisasi, bertukar pikiran dan melakukan kegiatan-kegiatan atau bergabung dengan Ormas daripada belajar. Kesibukannya itu terkadang menghabiskan uang, tenaga, pikiran dan juga waktu sehingga kuliah terabaikan dan bukan prioritas lagi.

5. Menekuni hobi secara berlebihan
Soft Skill yang dimiliki mahasiswa mendorong untuk menjadi hobi. Hobi kalau dilakukan secara wajar itu baik, tapi kalau berlebihan, pasti mengganggu kegiatan lainnya. Beberapa hobi seorang mahasiswa antara lain: ngegame, ngeband, billiard, Playstation, ngenet, Futsal, dll.

6. Bisa mendapatkan uang sendiri (kerja)

Kerja terkadang dibutuhkan bagi mahasiswa, terutama yang kurang mampu ataupun untuk menambah uang saku. Tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang terlena dengan pekerjaannya itu. Alasannya simple, ujung akhir dari kuliah adalah mendapat gelar sarjana yang bisa digunakan sebagai sarana untuk mencari kerja sehingga menghasilkan uang. kalau kuliah saja sudah bisa punya uang sendiri, kenapa harus buru-buru lulus? Makanya mereka lebih senang kerja daripada ngurusin kuliahnya.

7. Tidak adanya jaminan kerja setelah lulus

Tidak adanya jaminan inilah yang paling banyak membuat mereka lebih milih lama kuliah daripada lama nganggur.. Prinsipnya : Rezeki itu sudah ada yang ngatur, dan kalau sudah rejeki, gak bakal kemana. Jadi, buat apa cepat-cepat lulus kalau ujung-ujungnya nganggur? Yang sudah sarjana saja banyak yang nganggur kok.

Peranan Ilmu dalam Kehidupan Seorang Muslim

Ilmu memainkan peranan yang besar dalam kehidupan sesorang insan. Tanpa ilmu, manusia hidup dalam kejahilan dan kesesatan. Agama Islam justeru menitikberatkan keperluan umat Islam untuk sentiasa menimba ilmu dalam segala hal yang mendukung kehidupan duniawi dan ukhrawi, rohaniyyah dan jasmaniyyah dan alam metafizikal dan fizikal.

Kepentingan ini dijelaskan dalam firman Allah SWT di dalam surah Az Zumar ayat 9:
“(Engkaukah yang lebih baik) atau orang yang taat mengerjakan ibadat pada waktu malam dengan sujud dan berdiri sambil takutkan (azab) hari akhirat serta mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah lagi (kepadanya): Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna.”

Manakala di dalam ayat yang lain, berfirman Allah SWT:
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat” (Surah Al Mujadalah ayat 11)

Maka tidak hairanlah, menuntut ilmu menjadi kewajipan bagi setiap Muslim sebagaimana maksud Hadis SAW: “Menuntut ilmu wajib atas tiap Muslim (baik Muslimin mahupun Muslimah)” (Hadis Riwayat Ibn Majah)

Jelaslah, Islam tidak membezakan antara ilmu dengan agama. Malah, ilmu harus seiring dengan agama sehingga keimanan dan amalan seseorang Muslim yang berlandaskan ilmu menjadi satu ibadah yang sempurna. Hal ini dapat difahami melalui firman Allah SWT di dalam surah Al Fathir ayat 28: “Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut (melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun.”

Begitu juga firmanNya:
“Dan jika tidaklah kerana limpah kurnia Allah dan belas kasihanNya kepada kamu, tentulah kamu (terbabas) menurut Syaitan kecuali sedikit sahaja (iaitu orang-orang yang teguh imannya dan luas ilmunya di antara kamu).” (Surah An Nisa ayat 83)

Dengan keseimbangan ini, mudahlah bagi hidayah Allah SWT meresapi hati mereka yang terpilih sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Ilmu itu Cahaya dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada mereka yang ingkar.”

Seorang Muslim yang berilmu akan mengaitkan ilmunya dengan akidahnya sehingga dia berfikir dan mengunakan ilmunya untuk kemaslahatan am. Ilmu yang tidak dimanfaatkan tidak dapat memberi kesan kepada diri seorang Muslim mahupun untuk maslahah yang lain. Ia bahkan akan mudah hilang atau luput dari benak kita. Justeru itu, galakkan demi galakkan melalui firman Allah SWT dan sabda Nabi SAW serta contoh-contoh anbiya’ dan para sahabat yang dikisahkan untuk mendorong individu Muslim membuahkan ilmu mereka melalui sifat, contoh, amalan dan teguran. Bersabda Rasulullah SAW lagi: “Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (HR. Timidzi)

Galakkan ini dikuatkan lagi dengan kata-kata Muadz Bin Jabal RA:
“Tuntutlah ilmu sebab menuntutnya untuk mencari keredaan Allah SWT adalah ibadah, mengetahuinya adalah khasyah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah dan mendiskusikannya adalah tasbih. Dengan ilmu, Allah diketahui dan disembah, dan dengan ilmu pula Allah diagungkan dan ditauhidkan. Allah mengangkat (kedudukan) suatu kaum dengan ilmu dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dan Imam bagi manusia, manusia mendapat petunjuk melalui perantaraan mereka dan akan merujuk kepada pendapat mereka.”

Galakkan-galakkan ini termasuk mengajarkan ilmu yang dimiliki walaupun hanya sepotong ayat sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sampaikanlah apa yang kamu dapat dariku walau hanya sepotong ayat”

Hadis ini seiring firman Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 5,
“...Kamu mengajar serta melatihnya (adab peraturan berburu) sebagaimana yang telah diajarkan Allah kepada kamu...”

Jika diteliti, usaha seorang Muslim untuk menimba ilmu sahaja amat dihargai sebagaimana maksud hadis Nabi SAW:
“Barangsiapa melalui satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memasukkannya ke salah satu jalan di antara jalan-jalan syurga, dan sesungguhnya malaikat benar-benar merendahkan sayap-sayapnya kerana reda terhadap penuntut ilmu dan sesungguhnya seorang alim benar-benar akan dimohon keampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada. Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, maka hendaklah dia mengambil bahagian yang banyak.” (Hadis Riwayat Abu Daud)

Begitulah tinggi kedudukan mereka yang berilmu. Mereka malah disamatarafkan dengan para malaikat:
“Allah menerangkan (kepada sekalian makhlukNya dengan dalil-dalil dan bukti), bahawasanya tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang sentiasa mentadbirkan (seluruh alam) dengan keadilan dan malaikat-malaikat serta orang-orang yang berilmu (mengakui dan menegaskan juga yang demikian); tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.” (Surah Al Imran ayat 18)

Sebaliknya, bersama-sama dorongan yang diajukan ialah ancaman Allah SWT kepada yang tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui serta bakhil dalam berkongsi ilmu sebagaimana tercatat di dalam surah As Saff ayat 2: “Amat besar kebenciannya di sisi Allah kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.”

Malah buah bicara mereka yang jahil tidak dipandang dan tiada ertinya sepertimana maksud firman Allah SWT: “Mengapa kamu berani mengatakan terhadap Allah, apa yang kamu tidak mengetahuinya?” (Surah Yunus ayat 68).

Pepatah Arab yang mashyur pula berbunyi: “Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah”.

Adapun terdapat peringatan untuk selalu berhati-hati dalam mendalami ilmu. Walaupun semua ilmu berasal dari Allah SWT, adalah haram bagi kita mempelajari sesuatu ilmu dengan tujuan menyusahkan kehidupan orang lain seperti ilmu sihir ataupun dengan tujuan untuk menunjuk-nunjuk iaitu riya’ kerana riya’ itu merupakan syirik kecil manakala perbuatan syirik tidak akan diampunkan Allah SWT.

Begitu juga di dalam konteks hari ini, ilmu yang kita dalami haruslah kita saring dalam paradigma tauhid sehingga ilmu itu tidak lari dari akidah Islamiyyah. Ini kerana peradaban Barat hari ini menguasai teori-teori ilmu masakini sedangkan ilmu dari sudut pandangan Barat hanyalah yang bersifat fizikal, iaitu yang terlihat serta tidak berlandaskan agama. Ada juga pemikiran cendiakawan Barat yang tidak selari dengan aliran agama Islam. Maka, sewajarnya kita mampu membezakan yang seiring dan yang bertentangan dengan agama. Panduan ini telah digariskan oleh cendiakawan Islam seperti Professor Syed Naquib Al Attas, Professor Raja Ismail Al Faruqi dan Professor Osman Bakar dalam Islamisasi Ilmu.

Oleh itu, kita telah diajarkan untuk sentiasa berdoa mohon dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat yang berbunyi: “Allahumma inni audzubika min ilmin la yanfa’ wa min qalbin la yakhsya’ wa min duain la yasma’ wa min nafsin la tashba’. Allahumma inni audzubika min syakki wa min syirki wa min nifaqi wa suil akhlaq.”

Ertinya: "Ya Allah, kami berlindung dengan Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat dan tidak berguna. Dan dari hati yang tidak khusyuk dan dari doa yang tidak diendahkan dan dari nafsu yang tidak puas-puas dan tiada kenyang-kenyangnya. Ya Allah, kami berlindung dengan Engkau dari syak wasangka dan dari kemusyrikan dan dari munafiq dan dari keburukan akhlak dan budi pekerti.”

Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk tidak tergesa-gesa membaca al Quran dan sentiasa memohon ditambahkan ilmu:

“Maka Maha Tinggilah Allah, yang menguasai seluruh alam, lagi Yang Benar (pada segala-galanya) dan janganlah engkau (wahai Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Quran sebelum selesai dibacakan oleh Jibril kepadamu dan berdoalah dengan berkata: Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku.”
(Surah Taha ayat 114)

Akhir kalam, marilah kita hayati kata-kata Saidina Ali RA yang bermaksud:
“Ilmu lebih baik daripada harta, oleh kerana harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan sementara ilmu akan berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu adalah penguasa sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasa-jasa mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap ada membekas di dalam hati.”

Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Ditulis oleh:
Ustazah Azeemah Mustafa, BA (Hons) Pengajian Islam (Perbandingan Agama), MA Sains Kemanusiaan (Komunikasi Massa)

Sabtu, 07 Maret 2015

BEDAH BUKU : LDK Al-Izzah IAIN Ambon Gandeng Pesantren Al-Anshor

LDK IAIN Ambon
Lintas-Banyak kita temukan di tengah masyarakat, stigma yang melekat pada seseorang yang berpegang teguh kepada ajaran Nabi, dituduh sebagai teroris. Karena memelihara jenggot, memakai celana di atas mata kaki, atau memakai cadar bagi wanita. Hal ini tidak lain terjadi karena sudah semakin jauhnya seseorang dari ajaran agamanya. Hal ini diungkapkan lansung oleh Muammad Abdulah Tuasikal, penulis buku "mengikuti Ajaran Nabi bukanlah Teroris" Edisi revisi , saat memberikan materi di kegiatan Bedah buku yang digagas oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon (07/02/2015).kegiatan yang bertemakan "mengamalkan ajaran nabi Muhammad SAW Bukanlah Teroris" itu dilaksanakan di Aula Institut Agama islam Negeri (IAIN) Ambon. kegiatan tersebut terlaksna karena adanya hasil kerja sama Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon Dengan LDK Al-Izzah IAIN Ambon.

Ketua Team work Zulkifli, dalam dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini terlaksana karena adanya dukungan dari berbagai pihak, diantaranya Pondok pesantren Al-Anshor Ambon. tujuan terselenggaranya kegiatan ini untuk mencerahkan para pemikir-pemikir muda yang telah salah kaprah hingga stigma-stigma  teroris itu melekat.

"Menjadi seorang muslim  yang Kaffah kadang dinilai terlalu berlebihan, padahal itu sebuah kewajiban untuk kita sebagai muslim, pasrahkan diri hanya pada Allah, pemikiran berlebihan dari teman-teman mahsiswa maupun masyarakat luas inilah  yang mendorong semangat kami team work untuk mensukseskan kegiatan ini" Tutur Zul.
Dia berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan keislaman kepada kita sehingga stigma ini bisa hilang dengan sendirinya melalui ilmu yang didapat pada kegiatan tersebut.

Wakil Dekan III Fakultas Syariah & Ekonomi Islam, Muhammad M.Hum saat membuka acara tersebut memberikan apresiasi penuh kepada Lembaga Dakwah Kampus serta ucapan terimaksih kepada Pondok pesantern Al Anshor akan terselenggaranya kegiatan ini. "Maraknya paham-paham keagamaan yang keras serta kurang memiliki daya kearifan lokal semakin menegaskan pentingnya untuk membangkitkan kesadaran para kaum muda melalui  kegiatan-kegiatan seperti ini" tutur Muhammad.

Kegiatan yang berlangsung selama empat jam lebih  tersebut di hadiri Puluhan mahasiswa dan delegasi santri dari pondok pesanteren al anshor serta para aktivis Dakwah dari berbagai Kampus di Kota Ambon. n.Ikhsan



Sampul Buku

Minggu, 01 Maret 2015

KENAPA MEMBACA ITU PENTING ?

“Buku Adalah Guru yang Paling Sabar” kutipan ini bersumber dari seorang Dosen Fakultas Ushuluddin & Dakwah IAIN Ambon. Sebut Saja Bang Iwan , Dosen sekaligus Pembina LPM-Lintas IAIN Ambon. Pemilik nama lengkap M. Ihwan F Putuhena ini memang dikenal sangat dekat dengan mahasiswanya. Jiwa sosialisme yang tinggi terliat dari pesan-pesan status Facebook di akun beliau yang  memberikan motivasi dan memancing semangat membaca tentunya. 

Termotivasi dengan tema diskusi beberapa waktu lalu dengan beliau maka saya mencoba mengulas hasil diskusi tersebut di hadapan anda dengan judul “KENAPA MEMBACA ITU PENTING ?”

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman.

Diera globalisasi dengan kemajuan teknologi, kebanyakan orang cenderung mendengar dan berbicara ketimbang melihat diikuti membaca. Di lembaga-lembaga pendidikan dewasa ini pun tradisi lisan mendominasi proses belajar mengajar sehingga minat baca dan ingin memiliki buku-buku ilmu pengetahuan bukanlah prioritas utama atau sama sekali tidak difungsikan secara efisien.
Ilustrasi; by  Fahrul Kaisuku
Kenyataan menunjukkan adanya dua alternativ pilihan yakni ketika orang dihadapkan dengan buku-buku ilmu pengetahuan dan tayangan film menarik, orang akan cenderung melelahkan indra penglihatan (mata) untuk menonton film berjam-jam daripada membaca buku-buku ilmu pengetahuan. Ini Bahaya ! Kita tahu sendiri Membaca adalah kegiatan yang sarat manfaat dan sangat penting dalam kehidupan kita. Banyak orang sukses dan cerdas dikarenakan kecintaan mereka membaca buku dan belajar. Beberapa tokoh Motivator Ulung yang sukses di Indonesia tidak menjejaki dunia pendidikan formal sama sekali, mereka diselamatkan oleh kecintaan mereka kepada buku. Oleh sebab itu tingkatkan intensitas membaca terutama di waktu senggang.
Sama halnya seperti otot tubuh, otak manusia juga perlu untuk dilatih agar memiliki kemampuan yang baik. Salah satu cara untuk melatih otak, adalah dengan membaca buku. Simak lima manfaat lain dari membaca buku hasil diskusi lepas dengan pemilik kutipan diatas :
1. Menambah Stok Ilmu Pengetahuan
Setiap paragraf yang Anda baca dari sebuah buku akan menambah stok informasi dan pengetahuan yang baru. Bekal inilah yang akan membantu jika kelak Anda menghadapi tantangan, baik di lingkungan keluarga maupun pekerjaan.
2. Memiliki Tingkat Konsentrasi yang Baik
Orang yang membaca buku biasanya memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Membaca buku membuat otak kita fokus dan konsentrasi. Hal ini membantu kita dalam mengembangkan keterampilan objektivitas.
3. Menumbuhkan Kemampuan Men
ulis
Jika pekerjaan Anda menuntut Anda untuk banyak menulis, seperti seorang jurnalis, public relation, atau bahkan musisi, membaca buku sangat disarankan. Buku yang ditulis dengan baik bisa menjadi inspirasi bagi Anda dalam menyusun kata-kata yang indah dan menarik.
4. Memberikan Ketenangan
Sangat mungkin jika tubuh menjadi rileks saat membaca buku. Penelitian sudah membuktikan bahwa membaca buku spiritual bisa menurunkan tekanan darah sekaligus menenangkan hati.
5. Memiliki Kosa Kata yang Luas
Semakin banyak Anda baca, semakin banyak juga kosa kata yang dimiliki. Percaya atau tidak, orang yang memiliki kosa kata yang beragam akan lebih percaya diri untuk berbicara di depan umum. Hal ini sangat baik untuk karier Anda di pekerjaan bukan? Tidak hanya itu, Anda juga bisa menambah kosa kata dari bahasa asing.
Jadi, Sahabat Lintas ! Sudah tidak ada alasan lagi ya untuk malas membaca buku. Ternyata, selain baik untuk kesehatan, membaca buku juga bisa meningkatkan karier kita.

n. Fahrul kaisuku